Rabu, 08 Maret 2017

*FAWAID DARI KITAB MA’AARIJUL WUSHUL*

Diposting oleh Hey Ra di 16.41

*(penulis: syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)*


Selanjutnya…
*FAIDAH 05*


*# Harus berilmu tentang apa yang dikabarkan oleh rasul shalallahu ‘alayhi wasallam,*

*# Dan melihat kepada dalil-dalil yang ditunjukkan oleh  rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam yaitu; berupa ayat-ayat Allah subhaanahu wa ta’ala.*

*#Dan harus berkeinginan untuk beribadah kepada Allah sesuai dengan  apa yang beliau perintahkan.*

Siapa yang mencari ilmu tapi tidak ada  keinginan untuk mempraktekkannya (dalam rangka beribadah kepada Allah), atau ada keinginan untuk mengamalkannya tapi tidak ada ilmu, maka dia tersesat.

Barangsiapa yang mencari ilmu dan menginginkannya, tapi tidak mengikuti rasul (dalam hal mencari ilmu dan menginginkannya), maka ia pun tersesat.

Jadi beliau mengatakan; kita semua harus belajar tentang hadits, dan tentang semua apa yang rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam sampaikan yang berupa ayat-ayat Allah. Kita pun melihat dalil-dalil dari hadits nabi shalallahu ‘alayhi wasallam.

Tapi ingat, ketika  kita menuntut ilmu, hendaknya niat atau tujuan kita yang terbesar adalah  mengamalkannya, dan bukan untuk sebatas berbangga-bangga dengan banyaknya ilmu. Ini  jelas niat yang buruk.

Sedangkan orang yang niat mengumpulkan ilmu tapi tidak ada niat untuk mengamalkannya, hanya sebatas ingin tahu, maka ilmu tersebut menjadi bumerang buatnya dan menyeretnya ke dalam api neraka.

Atau ada orang yang punya keinginan untuk beramal, tapi ia tidak berilmu, pasti ia akan tersesat jalannya.

Dan demikian pula dengan orang yang mencari ilmu dan ada keinginan untuk mengamalkan tetapi tidak ittiba’ kepada rasul shalallahu ‘alayhi wasallam, maka ini pun akan tersesat jalan.

Maka perhatikan bagi setiap orang yang ingin menuntut ilmu Allah subhaanahu wa ta’ala.



*FAIDAH 06*

Ilmu dan pengetahuan, POROSNYA itu adalah mengetahui apa yang dibawa oleh rasul shalallahu ‘alayhi wasallam. Dan mengetahui bahwa apa yang dikabarkan oleh rasul shalallahu ‘alayhi wasallam adalah kebenaran _(haq)_.

Dimana kita yakin bahwa yang diucapkan oleh rasul pasti benar, dan ini adalah pembenaran secara umum _(tashdiiqun ‘am)_. Atau karena keyakinan kita bahwa _khobar_ (kabar) itu sebuah kebenaran. _Khobar_ yang berasal dari rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam.

Karena Allah akan menampakkan tanda-tanda kejujuran rasul shalallahu ‘alayhi wasallam. Karena Allah yang menurunkan alquran  dan _mizan_ (timbangan). Dan Allah pun akan menunjukkan kepada manusia ayat-ayat kebesaran-NYA di ufuk, dan pada diri mereka sendiri, sampai jelas kepada mereka bahwa beliau adalah _haq_ dan bahwa alquran itu _haq_.

Maka semua yang diucapkan oleh rasul pasti benar, selama haditsnya shohih. Ini wajib untuk kita yakini. Karena yang rasululullah shalallahu ‘alayhi wasallam ucapkan itu wahyu.

Allah berfirman dalam *QS.  An Anjm (2 – 4 ):*

*( 2 )  kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.*
*( 3 )  dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.*
*( 4 )  Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).*


_Kewajiban kita adalah_:
✔ _Membenarkan yang beliau shalallahu ‘alayhi wasallam ucapkan._
✔ _Kemudian mempraktekkan yang Allah perintahkan dan menjauhi larangan-larangan-NYA._
✔ _Dan tidak beribadah kecuali yang sesuai dengan syariat-NYA._

Wallahu a’lam
#revisi: QS. An Najm (2-4)

0 komentar:

Posting Komentar

 

- Preconscious -ooh_rara